Dikutip dari email :
From : Cham, Erwin"
Send :Wednesday, February 11, 2009 6:47:53 AM
From : Cham, Erwin"
YTH Sanak2,
20~25 Tahun lalu, saya yang lumayan cukup pa mulang, bukan "pemulung" he he he, sudah mendengar cerita sarilamak ini. Sepertinya, sarilamak mulai berobah dan menggeliat menjadi tak tentu setelah tahun 80 an. Banyak persoalan, tantangan dan "quo vadis sarilamak?..kita mau kemana, urang kampuang mau kemana??..mau betawi jilid 2 atau dayak jilid 4? apa kita berharap terlalu tinggi terhadap mereka? sedang kan yang mereka minta kubah masjid saja kita ke repotan.?
Jawaban nya sangat sederhana, rantau labiah elok dari rumah...kalaulah di tanya diantara pemuda di kampung, 99% mereka akan jawab..mau nya merantau..
Dan ini tidak hanya di Sarilamak, hampir seluruh sumatra barat yg memang perantau. Pusing juga yah?..
Saya setuju apa saja, ide yg aggresif seperti da yon oke, kita duduak baliak seperti abang uar usulkan oke..sambil kita punya kerja besar yang saya ragu kita nngak bisa memenuhi yaitu kubah masjid.
Duit terkumpul terahkir di aai Rp. 12,5 jt dan 2 juta di account awak..
Sampai saat ini juga panitia masjid kampung belum minta uang tersebut, terahkir komunikasi dgn Papa Cham, lotak so lah di situ dulu..kata beliau..
wasalam,
EC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar